SAMARINDA -- Kurangnya peran orang tua menanamkan nilai-nilai luhur dan budaya kepada anak dipandang sebagai salah satu penyebab lunturnya nilai luhur kebudayaan sekarang. Begitu diungkap Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Kaltim, Hj Ardiningsih, di sela-sela rapat uji publik tentang Pedoman Penanaman Nilai-nilai Luhur Anak dalam Keluarga di Hotel Mesra, Samarinda, Jumat (25/3).
"Peran orang tua sangat penting menanamkan nilai luhur kepada anak. Namun secara tak sadar, kita terkesan mengabaikan dengan berbagai alasan kesibukan keseharian, sehingga nilai-nilai luhur dan kebudayaan anak terlihat ada pergeseran. Karena itu, mari kita gali bersama permasalahan yang dihadapi agar anak-anak tidak kebablasan," ujar Ardiningsih.
Ardiningsih pun menggambarkan pergeseran nilai luhur dan budaya yang terjadi. Ia menyebut, perilaku anak-anak sekarang berbanding terbalik dengan anak-anak masa dulu. Contohnya anak-anak zaman dulu ketika menjelang Maghrib sudah harus berada di rumah, tapi anak-anak sekarang tetap saja berkeliaran di jalan meski adzan Maghrib telah berkumandang.
Terkait pergeseran nilai luhur dan budaya ini, maka instansi terkait pemberdayaan perempuan dan anak provinsi ini memiliki tanggung jawab dan kepedulian mendidik anak bersama orang tua. Upaya ini diharapkan agar tumbuh kembang anak menjadi lebih baik. Terlebih program bersinergis dengan program kabupaten/kota layak anak yang sudah dicanangkan beberapa daerah seperti memberlakukan jam wajib belajar bagi anak.
Menurut Ardiningsih, setiap orang tua wajib mendukung program ini. Misalnya mematikan televisi saat jam belajar dan memberi perhatian lebih terhadap anak. "Anak-anak adalah penerus bangsa yang akan mengembangkan peradaban dan budaya Indonesia - khususnya Kaltim. Karena itu, sudah seharusnya kita sama-sama meningkatkan tumbuh kembang anak agar menjadi generasi yang handal," ujarnya seraya menyebut jumlah anak-anak di Kaltim mencapai 15-20% dari 3,5 juta jiwa penduduk Kaltim.
Uji publik ini terselengara atas kerjasama BPPKB Kaltim dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI Deputi Tumbuh Kembang Anak. Kegiatan ini bertujuan mencari solusi bersama menghadapi tingginya pergeseran nilai-nilai luhur dan budaya masyarakat di Kaltim. Sementara BPKB Kaltim pun menjalin kerjasama dengan Pusat Penelitian Gender Unmul Samarinda guna menyikapi terjadinya pergeseran nilai-nilai luhur kebudayaan tersebut.
Materi pembahasannya meliputi empat faktor penyebab terjadinya pergeseran nilai luhur di masyarakat Kaltim yang dikutip dari catatan akademisi Unmul Samarinda, H Sarosa Hamongpranoto. Antara lain tentang faktor pengisi alam, demografi atau kependudukan, geografis, dan sistem yang diterapkan dalam menanamkan nilai luhur kepada anak.
Comments
Post a Comment