Download Drakor LOVE NEXT DOOR Sub indo Eps 1-16

Details Drama: Love Next Door Country: South Korea Genres: Comedy, Romance Episodes: 16 Airs: Aug 17, 2024 – Oct 6, 202 Airs On: Saturday, Sunday Original Network: tvn Duration: 1 hr. 10 min. Cast Jung Hae In Jung So Min Kim Ji Eun Yun Ji On Download disini : Episode 1   :  360p-Hardsub indo     480p-Hardsub indo     720p-Hardsub indo Episode 2   :  360p-Hardsub indo     540p-Hardsub indo     720p-Hardsub indo Episode 3   :  360p-Hardsub indo     480p-Hardsub indo     720p-Hardsub indo Episode 4   :  360p-Hardsub indo     480p-Hardsub indo     720p-Hardsub indo Episode 5   :  360p-Hardsub indo     480p-Hardsub indo     720p-Hardsub indo Episode 6   :  360p-Hardsub indo     540p-Hardsub indo     720p-Hardsub indo Episode 7   :  360p-Hardsub indo     480p-Ha...

Mau Sehat?



Tirulah Gaya Makan Orang Negeri Tirai Bambu (China)

Orang-orang negeri tirai bambu ternyata sangat memperhatikan urusan makan serta
pola hidup sehat dan seimbang. Mereka pun jarang terkena penyakit obesitas dan
kardiovaskular seperti kebanyakan orang-orang barat. Apa rahasianya?

Pernahkah Anda memperhatikan cara makan orang-orang China? Makanan apa yang
biasa mereka makan? Apa yang membuat mereka tetap sehat dan terhindar dari
penyakit?

Kebanyakan orang yang takut dengan makanan-makanan China adalah mereka yang
mengkhawatirkan pemakaian monosodium glutamat (MSG) berlebih dan juga mereka
yang tidak suka masakan-masakan yang belum sepenuhnya matang.

Masakan-masakan China memang diketahui banyak menggunakan penyedap rasa,
sampai-sampai gejala pada penyakit-penyakit yang muncul akibat kebanyakan MSG
disebut Chinese Restaurant Syndrom (CRS).

Namun jangan melihat dari sisi MSG-nya, kita dapat meniru pola makan orang-orang
China dari sisi lainnya. Bahkan Lorraine Clissold, pengarang buku 'Why the
Chinese Donat Count Calories' seperti dikutip Senin (17/8/2009) menyatakan bahwa
pola makan orang-orang China sangat sehat.

Lorraine merujuk pada sebuah penelitian yang menyebutkan bahwa orang-orang China
hanya mengonsumsi 30 persen kalori dibanding negara-negara lain dan hal itu
hanya akan menambah berat badannya kurang dari 20 persen.

Apa rahasianya?

1. Sayuran lebih berharga dari apa pun
Bagi orang China, sayuran adalah segalanya. Sayuran sama berharganya dengan
daging. Jika disuruh memilih, mereka akan memilih sayuran ketimbang daging
meskipun harga sayur itu dinaikkan berapa kali lipat. Sayuran yang mereka makan
biasanya lebih banyak porsinya daripada daging atau nasi sekalipun.

2. Gunakan prinsip '5 mangkok'
Orang-orang China mengonsumsi makanan dalam wadah yang berbeda-beda. Mereka
percaya bahwa memisahkan makanan satu sama lain dapat mengontrol berat badan
mereka. Biasanya mereka memisahkan makanan dengan mangkok yang berbeda, sesuai
jenis makanan atau rasanya (manis, asin, asam, pahit, pedas).

3. Berpikir 'Yin dan Yang'
Prinsip Yin dan Yang menjadi prinsip hidup serta pola makan mereka.
Makanan-makanan 'Yin' adalah makanan yang dikukus dan memberikan efek
menenangkan, sedangkan makanan 'Yang' biasanya adalah makanan yang dibakar dan
dapat menghangatkan tubuh. Mereka jarang mengonsumsi makanan yang digoreng.
Dengan prinsip Yin dan Yang, mereka yakin pola makannya akan seimbang.

4. Minum teh hangat
Mengonsumsi teh hangat akan membantu proses penguraian lemak dalam tubuh. Mereka
menghindari teh dingin karena menurut mereka itu akan meningkatkan risiko
obesitas dan kelesuan tubuh. (detik)

9/26/09

Kurangi tingkat jam tidur Anda

Bangun tidur, tidur lagi...
Bangun tidur, tidur lagi...
Bangunnnnn... tidur lagi...
Itu sepenggalan lyrik lagu Mbah Hurip (alm) yang berjudul Tidur lagi...

Tidur adalah kebutuhan dasar manusia dan berperan vital bagi kesehatan. Namun bila tidur sudah menjadi sesuatu yang dominan dalam aktivitas sehari-hari tentu harus diwaspadai. Tidur terlalu lama bisa jadi pertanda hadirnya gangguan sejumlah penyakit baik fisik maupun mental. Para peneliti menemukan bahwa salah satu penyebab pikun, terutama di masa tua ternyata karena kebanyakan tidur.

Hal lain yang dapat dilakukan bila Anda merasa oversleeping adalah melatih kebiasaan tidur yang sehat antara 7-8 jam setiap malam. Peneliti menemukan mereka yang tidur sebanyak 8 atau 9 jam setiap malamnya memiliki penyakit pikun yang lebih tinggi dua kali lipat dibanding mereka yang hanya tidur 6 jam semalamnya.

"Penelitian selama 3 tahun ini menunjukkan bahwa seseorang yang tidur lebih lama daripada jam normalnya dan memiliki perasaan mengantuk di siang hari adalah tanda-tanda seseorang mengalami pikun. Namun hal ini harus diteliti lagi karena hanya sepertiga responden saja yang mengalaminya" ujar Dr Susanne Sorenson, pimpinan Alzheimer's Society, seperti dilansir Telegraph, Kamis (13/8/2009).

Para ahli merekomendasikan untuk selalu menjaga dan mempertahankan jadwal waktu tidur dan bangun pagi setiap hari . Hidari pula penggunaan kafein dan alkohol sebelum waktu tidur. Berolahragalah secara teratur dan membuat tempat tidur selalu nyaman yang membuat tidur menjadi kondusif sehingga membantu Anda memenuhi kebutuhan tidur setiap hari.


Hypersomnia. Kenapa sebagian orang tidur lebih banyak?

Banyak faktor yang menjadikan seseorang tidur lebih banyak, seperti alkohol dan obat-obatan. Berbagai kondisi kesehatan seperti stress dan depresi juga bisa menyebabkan waktu tidur menjadi lebih panjang.
Jika Anda mengalami hypersomnia karena alkohol atau obat-obatan, eliminasi zat-zat tersebut cukup membantu mengurangi hypersomnia. Tidur antara 7-9 jam per hari dengan jadwal yang tepat waktu tidur dan waktu bangun yang sama dari hari ke hari merupakan sesuatu yang esensial dalam mempertahankan kondisi tubuh agar selalu sehat dan siap beraktivitas secara maksimal di tempat kerja, ranjang dan meraih cita-cita.



Kondisi medis berkaitan dengan oversleeping:

Diabetes
Riset di AS melibatkan ribuan partisipan menunjukkan adanya hubungan antara tidur dan risiko diabetes. Orang yang tidur lebih dari 9 jam setiap malam berisiko 50 persen lebih besar mengidap diabetes ketimbang mereka yang tidur 7 jam setiap malam. Peningkatan risiko ini juga tampak pada mereka yang tidur kurang dari 5 jam. Peneliti mengindikasikan oversleeping dapat menjadi kondisi yang meningkatkan risiko diabetes.

Obesitas
Tidur terlalu lama juga dapat membuat berat badan Anda berlebihan. Sebuah riset menunjukan mereka yang tidur selama 9-10 jam setiap malam 21 persen berisiko lebih besar mengalami obesitas dalam kurun waktu enam tahun ketimbang mereka yang tidur selama 7-8 jam.

Sakit kepala atau biasanya kita sering mengalami migran
Untuk mereka yang rentan sekit kepala, tidur lebih lama dari biasanya pada saat weekend atau liburan dapat menimbulkan rasa sakit pada kepala. Para ahli percaya bahwa oversleeping berpengaruh pada neurotransmitter tertentu dalam otak, termasuk serotonin. Orang yang tidur lama di siang hari dan mengacaukan pola tidur malamnya juga terbukti sering mengalami sakit kepala pada pagi hari.

Sakit punggung
Ada kalanya dokter menyarankan Anda untuk lebih rebahan di tempat tidur bila ada keluhan sakit punggung . Anda juga perlu membatasi program latihan ketika mengalami sakit punggung sehingga saran ini tentu membuat waktu tidur menjadi bertambah. Namun para dokter sekarang telah menyadari pentingnya mempertahankan level aktivitas bagi kesehatan. Mereka bahkan merekomendasi untuk menghindari tidur lebih lama dari biasanya jika memungkinkan.

Depresi
Meskipun insomnia lebih sering dikaitkan dengan depresi ketimbang oversleeping, sekitar 15 persen penderita depresi mengalami tidur yang berlebihan. Inilah yang diduga membuat depresi semakin buruk karena kebiasan tidur yang teratur sangat penting dalam proses pemulihan.

Penyakit jantung
Riset Nurses’ Health yang melibatkan 72.000 wanita menunjukkan wanita yang tidur 9-11 jam setiap malam 38 persen berisiko lebih besar mengalami penyakit jantung koroner ketimbang mereka yang tidur delapan jam. Penelitian ini tidak mengungkap alasan akan hubungan antara oversleeping dengan sakit jantung.

Kematian
Banyak riset mengungkapkan bahwa mereka yang tidur 9 jam atau lebih di malam hari secara signifikan memiliki rata-rata kematian lebih tinggi ketimbang mereka yang tidur selama tujuh hingga delapan jam. Tidak ada alasan spesifik dari hubungan ini, namun peneliti menemukan bahwa depresi dan rendahnya status sosialekonomi berkaitan dengan tidur yang lebih lama. Mereka berspekulasi faktor-faktor ini berkaitan dengan peningkatan angka mortalitas pada orang yang tidur terlalu lama.

Comments