Survei Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada 2007 mengungkap, 70 persen masyarakat memiliki gigi berlubang.
Satu orang bisa mengalami lima kali gigi berlubang. Hasil survei lain yang tidak kalah menyedihkan, 90 persen masyarakat Indonesia mengaku sudah gosok gigi dua kali sehari. Yang gosok gigi sebelum tidur baru 7,3 persen.
Lagi riset menguak fakta, sakit gigi menyebabkan gangguan produktivitas kerja hingga 4 hari. Kebiasaan masyarakat harus diubah. Masalahnya, tak bisa diubah dalam kurun waktu dua atau tiga tahun. Bakti sosial bagi-bagi sikat dan pasta gigi gratis tidak akan membuat kondisi membaik. Drg Ratu Mirah Afifah GCClinDent, MDSc tergerak menangani problem menahun ini.
Jika ingin menyadarkan publik akan pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut, siapa yang hendak disasar? ?Anak-anak, karena mereka lebih mudah bentuk. Pertanyaan lain yang menghadang saya dan tim kemudian, suara siapa yang biasanya didengarkan anak-anak? Para guru! Kami mengajari guru-guru,? urai Mirah pekan lalu. Mereka diberi model gigi, teeth chart, flyer, dan kegiatan praktis. Sementara orangtua dibekali selebaran berisi periode tumbuh kembang gigi menurut umur.
Untuk mengubah perilaku masyarakat, tidak bisa mengandalkan satu institusi. Mirah tergerak untuk membangun kesadaran kuat anak-anak menjaga kesehatan gigi dengan menyikat gigi secara benar, pada waktu yang tepat. Program ini efektif menjangkau 3,8 juta anak (usia di bawah 12 tahun) di 9.900 sekolah pada 45 kota se-Indonesia. Anak-anak diajar, tanpa merasa digurui.
?Kami menyuguhkan video kartun berisi edukasi. Bahwa menyikat gigi itu dari gusi ke gigi atau dari warna merah ke putih, seperti bendera Indonesia. Kami memberi reward kepada anak-anak. Jika sikat gigi sehabis sarapan, diberi stiker berbentuk matahari. Kalau sukses sikat gigi sebelum tidur, diberi stiker bulan,? imbuh alumni Universitas Queensland, Brisbane, Australia
Pada 2010, ia bergabung dalam kegiatan Pelayanan Gigi Gratis dalam rangka Bulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN). Dua institusi yang dirangkul Mirah, Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) dan Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia (AFDOKGI). Program ini menyentuh 13 fakultas kedokteran gigi (FKG) yang tersebar di sembilan kota di Jawa, Sumatera, Sulawesi, dan Bali.
Tahun ini, BKGN memasuki tahun kedua. Mirah dan tim menambah jumlah FKG yang terlibat menjadi 14 FKG, di 10 kota dan di empat pulau besar. Jumlah PDGI cabang yang terlibat juga ditambah menjadi tujuh cabang di tujuh lokasi meliputi Kuningan, Cirebon, Semarang, Ambon, Banda Aceh, Kepulauan Riau, dan Goa.
Dalam pandangan Mirah, problem kesehatan gigi di masyarakat bukan salah kaprah sikat gigi semata. Ia menilai, dunia pergigian di Indonesia masih diselubungi mitos-mitos sesat. Salah satunya, anggapan bahwa ompong di usia senja itu lumrah.
?Kalau menyikat gigi secara benar dan teratur, pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur, rajin periksa ke dokter gigi, tidak terlalu mencandu makanan manis, mereka yang berusia 60 tahun ke atas bisa mempertahankan formasi keutuhan gigi,? ujar Professional Relationship Manager Oral Care PT Unilever Indonesia ini. Mitos ini menginspirasi Mirah menggelar kontes foto senyum sehat. Intinya, kalau menjaga kesehatan secara konsisten sejak muda, efeknya akan terasa sampai tua.
Empat setengah tahun sudah Mirah konsisten menyadarkan masyarakat untuk merawat mulut dan gigi. Kadernya kini mencapai 10.000 jiwa termasuk guru dan orangtua. Ia sampai pada kesimpulan, berbagi ilmu menyenangkan. ?Kalau mengajar, guru, orang tua, dan anak-anak aktif sekali. Mereka haus ilmu. Apalagi kader, kan tidak dibayar. Hebatnya, mereka mau menyisihkan waktu untuk program sikat gigi bersama. Mereka pahlawan kesehatan gigi yang sejati. Saya ingin lebih banyak orang sadar pentingnya merawat mulut dan gigi,? Mirah berharap.
Comments
Post a Comment