Chae-gyeong sampai di istana. Para dayang sudah mennatinya dan mengiringinya masuk. Seorang dayang kepala, Choi Sang-gung menjelaskan pada Chae-gyeong. Ini adalah istana Eun-yeong. Yang dibangun 140 tahun yang lalu. Di mana di tempat inilah pada tahun 1866 Ratu Myeong-seong belajar. Istana ini punya arti yang sangat mendalam. Dayang kepala mengucapkan selamat pada Chae-gyeong karna bisa belajar di tempat ini. Chae-gyeong sama sekali tak mengerti apa maksud perkataan dayang itu karna sedari tadi dia gugup.
Dua orang dayang masuk sambil memebawa bertumpuk-tumpuk buku yang diletakkan di sebelah Chae-gyeong. Dayang kepala berkata kalau buku-buku itu adalah abhan pelajaran yang harus dipelajari oleh Chae-gyeong. Chae-gyeong kaget sekali melihatnya.. Tapi kemudian Chae-gyeong pun mulai belajar. Dia belajar dengan santai. Chae-gyeong mengeluh, kalau harus mempelajari semua ini, lama-lama dia bisa gila. Wakkkkkk…..
Tiba-tiba Ratu datang mengunjungi Chae-gyeong yang ternyata sedang tertidur. “Bagaimana bisa kami mengajari gadis seperti ini. Maafkan kami, Yang Mulia. Padahal saya sudah bilang pada bawahan saya untuk menjaganya.” kata Choi Sang-gung. Dua orang dayang mencoba membangunkan Chae-gyeong, tapi Chae-gyeong tak mau dibangunkan. “Ibu, aku masih ingin tidur” kata Chae-gyeong dalam igauannya. Ratu tersenyum mendengarnya dan meminta mereka untuk membiarkan Chae-gyeong tidur, karna ini hari pertama Chae-gyeong di istana. Dan mungkin juga karna beberapa hari terakhir ini Chae-gyeong susah tidur.
Ratu berkata pada dayang kepala agar Chae-gyeong jangan sampai salah melakukan semua hal yang harus dilakukannya dalam upacara pernikahan kerajaan. Chae-gyeong banyak melakukan kesalahan, jadi Ratu meminta Choi Sang-gung untuk melatih Chae-gyeong dengan baik untuk menjadi seorang putri. Dan untuk kedepannya, biarkan dia menyadari kalau istana itu ada banyak aturannya.
“Perhatikan dengan baik semua yang dia pelajari dan tulislah apapun yang terjadi baik hal yang salah ataupun hal yang benar saat dia berlatih. Aku tahu kau punya kemampuan yang bagus untuk menangani masalah seperti ini” kata Ratu. Choi Sang-gung mengangguk menyanggupi perintah itu.
Chae-gyeong bersembunyi dari ke dua dayang yang diperintahkan untuk menjaganya. Kedua dayangnya bingung karna tak dapat menemukan Chae-gyeong. Sementara Chae-gyeong malah menertawakan mereka. Mereka berdua sangat ketakutan karnanya. Chae-gyeong berjalan mundur sambil menertawakan mereka. Tapi saat berbalik dia terkejut karna Choi Sang-gung ada di hadapannya.
“Apa yang sebenarnya kalian berdua lakukan!” teriak Choi Sang-gung marah pada kedua dayang bawahannya itu. Chae-gyeong berusaha membela kedua dayangnya dan berkata bahwa semua ini salahnya. Tapi suaranya tak di dengarkan. Apapun kesalahan Chae-gyeong, semuanya pasti berasal dari kedua dayangnya yang tak bisa menjaga Chae-gyeong denga benar. Ribet banget aturan istana. Hfuuuuuuuh…………
Choi Sang-gung bilang kalau Dae Rae Bok (Pakaian untuk Upacara Besar) untuk Chae-gyeong sudah selesai. Hanya tinggal mengepas nya saja. Chae-gyeong baru sekarang mendengar kata Dae Rae Bok. Chae-gyeong tak mengerti karnanya. Dayangnya bilang, Chae-gyeong akan mengerti kalau Chae-gyeong ikut dengan mereka. Chae-gyeong tak berani macam-macam lagi, dia ikut kemana kedua dayangnya membawanya pergi.
Sementara itu di kediamannya. Ibu Suri sedang menulis puisi mengenang suaminya. Kemudian Ibu Suri memandangi foto keluarganya dan bertanya pada salah seorang dayang kepala senior istana Seo Sang-gung, apakah ada kabar dari Hye-jeong, ibu Lee Yeol. Seo Sang-gung berkata kalau Ibu Yeol masih harus menyelesaikan sesuatu di Inggris, jadi dia belum bisa pulang sekarang. Besok adalah hari besar bagi Keluarga Kerajaan, pasti akan sangat menyenangkan jika seluruh keluarga berkumpul, begitulah keinginan Ibu Suri. Seo Sang-gung berkata, Ibu Yeol pikir sekarang ini bukan saat yang tepat untuknya kembali ke Korea.
Ibu Suri membelai foto keluarga Yeol dengan lembut. “Tiba-tiba terpisah jauh dari suaminya karna kematian, pasti membuatnya sangat terpukul. Dia seorang Ratu, tapi harus di usir dari istana karna peraturan hukum. Dia pasti sangat menderita dan sakit hati” kata Ibu Suri dengan penuh kesedihan. “Ya, Yang Mulia. Saat Putri Hye-jeong berpikir tentang suaminya, dia merasa sangat terluka” jawab Seo Sang-gung.
“Seo Sang-gung, bukankah kau yang selama ini mengasuh Pangeran Hyo-ryul dan Pangeran Hwi-seong?” tanya Ibu Suri. “Ya, Yang Mulia. Jika melihat foto itu, Putra Mahkota Hyo-ryul pasti menginginkan mereka mengambil posisinya. Keduanya, Ibu dan anak, pasti akan menduduki jabatan sebagai seorang Ratu dan Putra Mahkota dengan baik” jawab Seo Sang-gung. “Tak ada gunanya membicarakan masa lalu” kata Ibu Suri yang sebenarnya tak suka mendengar perkataan Seo Sang-gung.
Seo Sang-gung ini sangat menginginkan Putri Hye-jeong menduduki tahta menggantikan suaminya daripada harus digantikan oleh Raja yang sekarang bertahta, adik mendiang Raja Hyo-ryul, Ayah Shin.
Sementara itu, Ratu sedang menghidangkan obat untuk Raja. Ratu menyarankan agar Raja beristirahat hari ini, karna besok pasti Raja akan kelelahan karna harus memimpin upacara besar. “Sebenarnya aku ini keras kepala. Tapi kali ini aku akan mendengarkanmu, istriku” kata Raja setelah meminum obatnya. Ratu tersenyum mendengarnya. Ratu senang karna sekarang Raja terlihat sehat. Raja bilang tentu saja sehat karna setiap hari dia minum obat itu. Ratu meminta agar Raja selalu menjaga kesehatannya. Raja bilang dia akan melakukannya.
Raja menanyakan tentang perkembangan pendidikan Chae-gyeong untuk jadi seorang putri. Ratu bilang pendidikannya sudah dimulai. Tapi sepertinya susah sekali untuk mendidik Chae-gyeong menjadi seorang putri. Ratu khawatir akan upacara pernikahan besok dan juga bagaimana caranya untuk mendidik Chae-gyeong mulai sekarang. Raja berkata untuk mendidik Chae-gyeong pelan-pelan saja. Ratu bilang ini bukan saat yang tepat untuk membicarakan pendidikan Chae-gyeong. Lebih baik membicarakan bagaimana cara untuk mendidik Shin terlebih dahulu karna kelakuan Shin masih belum dewasa.
Choi Sang-gung duduk bersama Chae-gyeong dan para dayangnya. Choi sang-gung menyeduhkan teh untuk Chae-gyeong dan berkata kalau Chae-gyeong sudah berlatih dengan keras. Chae-gyeong bilang para dayangnya bekerja lebih keras daripada dirinya. Kemudian Chae-gyeong juga bertanya apakah itu berarti pelajarannya sudah selesai?. Choi Sang-gung membenarkan hal itu. Tentu saja Chae-gyeong gembira mendengarnya. Tapi kemudian Choi Sang-gung berkata kalau Chae-gyeong harus menghafalkan semua yang dipelajarinya sekarang. Chae-gyeong benar-benar terkejut mendengarnya.
Choi Sang-gung meminta Chae-gyeong menghafalkan semua etiket pernikahan yang dipelajarinya. Tentu saja hanya sebagian yang di hafal oleh Chae-gyeong. Dan sasaran kemarahan Choi Sang—gung tentu saja pada dua dayang Chae-gyeong. Tapi saat Choi Sang-gung hendak memukul mereka, Chae-gyeong menghalanginya dan berkata dia ingat apa yang sudah dihafalkannya. Chae-gyeong duduk bersila dan tangan kirinya memegang kepalanya, lalu menjawab pertanyaan Choi Sang-gung dengan lancar karna di tangan kirinya ada contekan! Dasar Chae-gyeong. Tentu saja Choi Sang-gung senang mendengar Chae-gyeong berhasil menghafal dengan baik.
Yeol sedang bersama Shin di kamar Shin. Asisten pribadi Shin sedang bertanya pada Shin apa saja yang dibutuhkan Shin dan yang cocok untuk Shin. Shin menjawabnya dengan malas. Sementara itu, Yeol sedang asyik menikmati alat-alat perfilm-an yang ada disitu. Tak berapa lama kemudian, Asisten pribadi Shin pamitan pergi pada Shin dan Pangeran Hwi-seong alias Yeol.
Shin mengajak Yeol mengunjungi Chae-gyeong di istana Eun-yeong karna Yeol bilang dia dan Chae-gyeong sekelas. Tapi Yeol tak mau pergi. Shin bilang, jika seorang pria tampan kesana, dia pasti akan senang. Yeol bilang pada Shin untuk pergi sendiri. Yeol bilang Chae-gyeong pasti lelah setelah belajar, jadi lebih baik Shin mengunjunginya sambil membawa coklat atau permen agar Chae-gyeong senang. Tapi Shin tak mau mendengarkan Yeol dan pergi begitu saja. Yeol tersenyum melihat kepergian Shin.
Teman-teman akrab Chae-gyeong sedang mempersiapkan poster yang akan mereka bawa ke pernikahan Chae-gyeong. Mereka berharap Chae-gyeong akan mengenali mereka dan tersenyum memandangi mereka. Tapi Kang-hyeon bilang tak mungkin Chae-gyeong melakukan itu dan hanya menatap mereka sementara di jalanan ada begitu banyak orang. Sun-yeong dan Hee-sung malah berhasil menciptakan nama baru untuk mereka berdua yaitu Jisu-Sesu.
Di istana, Chae-gyeong yang sedang belajar masih sempat menggambar kartun 3 orang temannya. Kayaknya Yun Eun-hye ni memang pandai menggambar. Di My Fair Lady, dia menggambar di dinding sebuah sekolah, di Coffee Prince dia juga menggambari pintu masuk ke Café dan disini, dia juga banyak menggambar, termasuk menggambar karikatur Ibu Suri di episode nanti. Tunggu ja ya. Hehehehe
Saat Chae-gyeong menoleh, dia sangat terkejut karna melihat Shin ada disitu. Chae-gyeong bilang tak seorangpun diijinkan masuk ke istana ini. Shin bilang kalau dirinya bukan orang biasa. Jelas lah. Kemudian Shin mengambil sebuah tas kecil dan menyerahkannya pada Chae-gyeong. Chae-gyeong senang sekali karna tas itu isinya permen. Tapi kemudian Shin bilang kalau itu hadiah dari Yeol. Ini neh yang bikin orang gregetan nonton drama Korea. Pura-pura tak peduli tapi sebenarnya cinta. Hhhuuuuuuh.
Chae-gyeong bilang dia tak mengenal Yeol. Ya iyalah, Chae-gyeong memang sudah ketemu Yeol. Tapi dia belum tahu nama Yeol. Apalagi saat Yeol diperkenalkan di kelasnya, Chae-gyeong dijemput utusan dari istana.
Shin terus saja menggoda Chae-gyeong. Dia memberikan permen itu pada Chae-gyeong untuk mnghiburnya karna siapa tahu Chae-gyeong menangis karna kangen pada kedua orangtuanya. Shin mengatakannya sambil tersenyum. Chae-gyeong sedih mendengarnya. Senyum Shin juga menghilang saat melihat Chae-gyeong sedih.
“Sejujurnya, ada satu hal yang kuminta saat aku menikah denganmu. Aku meminta istana Chang-deok untuk kita. Jadi kita bisa menjauh dari para tetua. Jadi jika suatu saat kau ingin mengunjungi orangtuamu sebulan sekali, mereka takkan tahu. Shin membuka catatannya dan mengatakan kalau Chae-gyeong boleh mengundang teman-temannya ke istana jika ada pesta. Chae-gyeong juga boleh mengundang keluarganya untuk berlibur di Hwang-shil resort milik Keluarga Kerajaan.
Chae-gyeong menghentikan perkataan Shin. Chae-gyeong bilang Shin tak perlu membuat dirinya merasa nyaman di istana. Shin yang jengkel meremas-remas kertas catatannya dan bilang kalau itu semua adalah ide Yeol. Hiiiiiiih…susah banget she bilang kalau dia juga perhatian ma Chae-gyeong dan semua itu adalah idenya. Huuuuuuuh…………
Shin bilang, yang bisa diberikannya pada Chae-gyeong adalah kekuasaan. Dia akan mengijinkan Chae-gyeong meninggalkan istana kalau Chae-gyeong kangen pada Ibunya karna Shin tak ingin melihat Chae-gyeong bersedih karna kangen pada orantuanya. Shin bilang dia sejak kecil sudah biasa dituruti semua kemauannya dan tak ada yang berani menghalangi langkahnya. Jadi Chae-gyeong tenang saja. Walaupun pernikahan ini hanya sementara, kalau Chae-gyeong memang ingin cepat bercerai, maka Shin akan mengabulkannya. Nikah ja belum da bilang cerai. Chae-gyeong malah sedih mendengar hal itu daripada mengingat rasa kangennya pada keluarganya.
Di rumah Chae-gyeong, kedua orangtua dan adik Chae-gyeong sudah bersiap mengenakan Hanbok untuk menghadiri upacara pernikahan Chae-gyeong. Sebelum berangkat, mereka duduk bersila dihadapan mendiang kakek Chae-gyeong dan mengucapkan terimakasih pada kakek karna perjanjian yang kakek buat membuat hidup mereka sangat bahagia karna bisa membuat mereka menjadi bagian dari anggota Keluarga Kerajaan.
Kedua orangtua Chae-gyeong masih sempat bertengkar karna Ayah Chae-gyeong tak bisa menghafal kata-kata yang harus diucapkannya pada pernikahan Chae-gyeong. Ibu Chae-gyeong mengancam akan benar-benar minta cerai kalau Ayah Chae-gyeong tak melakukan semuanya dengan benar. Ckckck…..
Upacara pernikahan berlangsung dengan khidmat. Ibu Suri dan Ratu yang menyaksikan lewat tv bersama para dayang. Upacara pernikahan yang sangat meriah. Seo Sang-gung bilang, upacara ini seakan seperti pembukaan Piala Dunia di Korea tahun 2002 yang lalu. Ibu Suri tak tahu kalau ternyata akan ada banyak orang menyaksikan pernikahan ini. Pasti semuanya disini karna tertarik dengan Putra Mahkota Shin.
Ratu mengatakan, semua ini karna Pangeran Shin memilih gadis yang bukan dari kalangan istana untuk menjadi istrinya. Jadi banyak rakyat yang tertarik dan penasaran ingin melihat. Ibu Suri mengiyakan hal itu. Tapi Ibu Suri agak khawatir kalau Putri Mahkota melakukan kesalahan karna Chae-gyeong baru saja masuk istana dan hanya sebentar mempelajari tentang pernikahan Keluarga Kerajaan. “Jika sampai Putri Mahkota melakukan kesalahan, maka…” kata Ibu Suri. Ratu memotong perkataan Ibu Suri dan berkata agar Ibu Suri tenang. Choi Sang-gung sudah mengajari Chae-gyeong dengan baik, jadi janngan mengkhawatirkan hal itu.
Ibu Suri pun tenang kembali dan merasa senang karna banyak orang yang akan menyaksikan upacara pernikahan tradisional dari kerajaan korea. Upacara pernikahannya harus lengkap dan tanpa ada kesalahan apapun.
Chae-gyeong yang sedang duduk, agak gugup saat melihat Choi Sang-gung yang juga memakai hanbok datang menemuinya dan mengatakan kalau Pangeran baru saja tiba. Choi Sang-gung meminta Chae-gyeong untuk keluar karna upacara pernikahan akan segera dimulai.
Keluarga Chae-gyeong juga sudah sampai di istana. Ayah Chae-gyeong juga masuk ke dalam sebuah bangunan istana dengan gugup untuk melaksanakan upacara pernikahan. Di jalanan sudah dipadati oleh orang-orang yang ingin menyaksikan pernikahan mereka. Termasuk teman-teman Chae-gyeong. Mereka berkata pada orang-orang kalau mereka tema dekat putrid mahkota. Tapi sayang tak ada yang percaya pada mereka.
Sementara itu, Yeol malah asyik membaca buku sambil membelakangi tv yang menyiarkan berita tentang pernikahan Shin dan Chae-gyeong. Pakaian Hanbok yang disediakan untuknya masih tertata rapi di meja. Salah seorang pejabat istana menghampiri Yeol dan meminta Yeol untuk mengenakan pakaian yang sudah disediakan untuknya. Yeol bilang dia ingin menyaksikan lewat Tv saja. Pejabat Jang bilang kalau para tetua sudah menunggu Yeol untuk datang ke istana Eun-yeong. Yeol bilang kalau dia merasa tak nyaman kalau harus memakai hanbok. Pejabat Jang bilang, apa hanya karna hanbok itu jadi Yeol tak mau menghadiri upacara pernikahan itu. Yeol tak bisa menjaawabnya dengan lancar. Dia gugup.
Pejabat Jang mengatakan, apa Yeol teringat kematian Ayahnya dan merasa sedih karnanya hingga tak mampu menghadiri upacara pernikahan itu, Yeol hanya mengangguk dengan sedih. Kemudian mengambil foto keluarganya yang terjatuh.
Sementara itu di bagian istana yang lain, Shin memasuki sebuah bangunan yang tadi dimasuki oleh Ayah Chae-gyeong untuk melaksanakan bagian dari upacara pernikahan istana.
Di Thailand, kompetisi balet internasional sedang berlangsung. Hyo-rin menyaksikan saingannya sedang beraksi dengan tarian baletnya yang indah. Hyo-rin mendesah, dia ingat Shin. Dia ingat saat-saat berdua dengan Shin. Bermain piano berdua dengan Shin. Kemudian dia teringat tugasnya. Berlatih 13 jam sehari, setiap hari dalam setahun. Dan pembuktian latihannya sekarang hanya berlangsung dalam 5 menit saja. Jadi dia tak boleh melakukan kesalahan sedikitpun.
Seorang peserta lagi dipanggil, Hyo-rin agak gugup karnanya. Gurunya menghampiri Hyo-rin dan mencoba menghiburnya untuk tetap tenang dan jangan gugup. Guru Hyo-rin memeluk Hyo-rin untuk menenangkan murid kesayangannya itu. Hyo-rin senang karnanya.
Upacara pernikahan masih belum selesai. Shin dipertemukan dengan kedua orangtua Chae-gyeong dan juga Chae-gyeong. Shin masih sempat memandang menggoda Chae-gyeong. Chae-gyeong tak suka melihatnya. Giliran ayah Chae-gyeong menyampaikan pesan untuk Shin. Walaupun gugup, tapi Ayah Chae-gyeong bisa melaksanakannya dengan benar, karna ada contekan di telapak tangannya. Ibu Chae-gyeong mengucapkan pesannya dengan lancar. Sementara itu di luar, Chae-jun melambaikan tangannya pada kakaknya.
Di tempat lain, ketiga sahabat Shin juga menyaksikan upacara pernikahan walaupun hanya lewat tv saja. Mereka berkumpul di sebuah Café sambil bermain bilyard. Tapi kemudian mereka terkejut dengan tingkah Chae-jun yang membuka bajunya untuk diperlhatkan di tv. Konyol! Mereka menertawakan tingkah Chae-jun tanpa tahu siapa Chae-jun.
Tak hanya wartwan lokal, ada banyak wartawan dari luar negeri yang juga meliput upacara pernikahan itu. Yeol berada di antara para wartawan itu. Wajahnya sedih memandang Shin. Kemudian dia mundur untuk menjauh dari tempat itu.
Chae-gyeong keluar dari dalam istana Eun-yeong bersama kedua dayang dan juga Choi Sang-gung untuk dipertemukan dengan Shin. Shin memandangi istrinya itu dari atas sampai bawah. Chae-gyeong tersenyum pada Shin. Cantik sekali. Mungkin itu yang membuat Shin terus saja memandangi Chae-gyeong. ehm…ehm… Kemudian Choi Sang-gung dan kedua dayang Chae-gyeong mengantar Chae-gyeong ke sebuah kereta.
Di Thailand, sampailah giliran Hyo-rin untuk menari. Dia menarikan tarian balet dengan indah dan menuai decak kagum dari para juri dan penonton.
Ibu Suri merasa senang karna upacara itu berlangsung dengan lancar tanpa kesalahan apapun. Ibu Suri memuji Ratu yang sudah mendidik Chae-gyeong dengan benar dan memberikan tanggung jawab untuk mendidik Chae-gyeong mengenai peraturan istana pada Ratu. Dengan senang hati Ratu menerima perintah itu. Saat sedang ngobrol serius tiba-tiba terdengar suara HP. Ternyata HP salah satu dayang yang ada disitu. Dayang itu pun keluar ruangan dengan malu.
Di salah satu halaman istana, Yeol sedang menyendiri sambil memegangi foto kedua orangtuanya. Dia melihat istana tempat dulu mereka tinggal. Yeol melakukan latihan yoga disana saat Seo Sang-gung datang menghampirinya. Seo Sang-gung menceritakan tentang Ayah Yeol. Sepertinya baru kemarin Ayah Yeol menikah dan menjadi seorang Raja. Waktu seakan cepat sekali berlalu dan banyak hal yang berubah disini. Seo Sang-gung bilang kalau Yeol mirip sekali dengan ayahnya hingga membuat Seo Sang-gung seakan masih hidup di masa lalu bersama Ayah Yeol. Yeol tersenyum senang mendengar ada seseorang yang masih selalu mengingat Ayahnya yang sudah meninggal.
Sementara itu, Shin dan Chae-gyeong di arak keliling kota dengan kereta disambut oleh begitu banyak warga yang antusias menyaksikan upacara pernikahan mereka dari layer lebar yang di pasang di sepanjang jalan. Shin melambaikan tangannya dan tersenyum. Chae-gyeong hanya tersenyum di atas keretanya. Saat sampai di hadapan teman-temannya, Chae-gyeong hanya diam saja, karna itu etiket pernikahannya. Tentu saja teman-teman Chae-gyeong kecewa karnanya.
Mereka bertiga masuk ke sebuah restoran untuk makan. Kang-hyeon meminta mereka untuk bergembira. Mereka ingin makan Sup Ayam gingseng untuk mengatasi rasa kecewa mereka tapi sayang sekali hari ini di restoran itu ada sangat banyak pelanggan hingga membuat makanan di restoran mereka sudah ludes dalam waktu singkat. Tentu saja mereka tambah kecewa karnanya.
Di istana, Chae-gyeong diantar Choi Sang-gung untuk bertemu dengan Shin dan para pekerja istana yang hendak mengucapkan selamat atas pernikahan mereka berdua. Salah seorang pejabat senior mewakili rekan-rekannya mengucapkan ucapan selamat pada Shin dan Chae-gyeong. Saat pejabat itu menunduk memberi hormat, Chae-gyeong pun melakukan hal yang sama. Tapi sayangnya tindakan itu membuat hiasan sanggul di kepala Chae-gyeong jatuh di atas kepala pejabat itu. Wakkkkkkk……
Semua orang kaget melihatnya. Chae-gyeong panik dan mencoba meminta tolong pada Shin. Tapi Shin tak mau tahu. Dia malah menjauh dari Chae-gyeong.
Sementara itu di rumah Chae-gyeong juga sedang sibuk menerima kerabat, tetangga maupun kenalan mereka yang datang untuk mengucapkan selamat pada mereka. Sementara itu, Chae-jun sedang menerima telepon dari salah seorang temannya yang melihat aksinya di tv. Dengan bangga Chae-jun bilang kalau sekarang ini dia adalah adik ipar dari putra mahkota.
Sementara itu Ibu Chae-gyeong juga menerima banyak telpon dari orang-orang yang ingin menjadi anggota asuransi perusahaan tempatnya bekerja. Ayah Chae-gyeong juga tak kalah sibuk menerima ucapan selamat dari anggota keluarga dan kenalannya. Dulu ga da yang peduli pada mereka. Sekarang tiba-tiba semua orang jadi perhatian pada mereka, seperti ingin cari mukla saja, itu anggapan Ibu Chae-gyeong pada orang-orang yang sekarang sok perhatian pada keluarga mereka.
Di istana, Shin dan Chae-gyeong merasa kelelahan setelah melakkan serentetan upacara. Mereka sudah berganti baju dan menghadapi jamuan makanan yang disediakan untuk mereka berdua. Chae-gyeong masih marah karna tadi Shin tak mau membantunya. Chae-gyeong memanggil Shin dengan sebutan Shin-gun. Shin tak suka. Tapi Chae-gyeong malah mengeraska suaranya dan terus memanggil Shin dengan sebuatan Shin-gun. Shin malah menggodanya, menggunakan mahkota seberat 10kg untuk memukul kepala Perdana Menteri, bukan ide yang buruk. Jaaaaaaaah………
Chae-gyeong melirik marah. Kemudian dia berkata dalam hati, sebenarnya Shin itu laki-laki seperti apa. Shin bisa bicara dengan tenang bahwa dia ingin bercerai di masa mendatang. Tapi Shin bisa tersenyum dengan manis saat upacara pernikahan berlangsung dengan serius. Sepertinya dia seorang pria dengan kepribadian yang aneh. Senyumnya juga sangat manis dan hangat saat melambaikan tangan pada orang-orang yang menyambutnya di jalanan. Dan sekarang sepertinya Shin sedang sibuk berpikir. Chae-gyeong benar-benar penasaran dengan kepribadian Shin. Dia tak tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Tapi yang dia tahu sekarang mereka berada dalam sebuah kapal yang sama.
Choi Sang-gung masuk ke ruangan itu untuk memimpin upacara minum arak untuk mereka berdua. Dia dan kedua dayang Chae-gyeong sangat terkejut melhat Shin dan Chae-gyeong yang sama-sama tertidur bersandar di dinding kamar itu. Choi Sang-gung pun membangunkan mereka dan berkata ada upacara yang belum mereka lakukan. Shin segera bangun. Lain hal nya dengan Chae-gyeong yang susah dibangunkan. Shin bilang pada Choi Sang-gung kalau dia yang akan membangunkan Chae-gyeong.
Shin membangunkan Chae-gyeong dengan mengguncang-guncang tubuh Chae-gyeong. Tapi Chae-gyeong bukannya bangun malah mengigau sambil memegangi kerah Shin. Tiba-tiba Chae-gyeong terbangun dan kaget karna ternyata dia memegangi kerah baju Shin. Karna takut, dia pun pura-pura tidur lagi. Shin tertawa melihatnya. Tapi kemudian berteriak marah dan meminta Chae-gyeong untuk tak berpura-pura tidur.
Shin, Chae-gyeong, kedua dayang dan juga Choi Sang-gung melaksanakan upacara Tong Ne, yang berarti awal malam pertama bagi pasangan suami istri. Tapi karna mereka berdua masih di bawah umur, maka upacara itu akan dilaksanakan saat mereka sudah beranjak dewasa. Jadi sekarang, acaranya hanya makan dan minum saja.
Shin bertanya kenapa malam pertama mereka harus di undur, tentu saja Choi Sang-gung kaget mendengarnya. “Apa dia sudah gila?” celutuk Chae-gyeong. Shin meminta Chae-gyeong untuk diam saja dan memanggil Chae-gyeong dengan sebutan Kue Beras.
Tentu saja Chae-gyeong tak terima mendengarnya. “Meskipun kau memohon padaku, aku takkan tertarik dengan malam pertama. Aku hanya penasaran saja dengan hal itu. Bukankah ini lucu, membatasi kita karna usia kita” lanjut Shin kemudian.
Chae-gyeong hanya diam sambil menunduk. Kemudian, mulailah mereka makan dan minum dengan di pandu oleh Choi Sang-gung dan dibantu oleh kedua dayang Chae-gyeong. Chae-gyeong merasa senang karna makanannya enak. Mereka ngobrol berdua setelah makan dan minum sementara di luar ruangan, Choi Sang-gung dan para dayang berjaga setengah mengantuk. Shin bilang dia juga mengantuk dan mungkin dia akan tertidur disini. Mata Chae-gyeong yang besar itu terbelalak kaget mendengar kata-kata Shin. Shin memandangi Chae-gyeong, “Taka pa-apa kan kalau kita berdua tidur disini?” tanyanya. Chae-gyeong tak suka dan menyuruh Shin untuk bangun.
Kemudian Chae-gyeong bertanya, benar kan yang dikatakan Choi Sang-gung kalau mereka akan tidur di ruangan yang terpisah. Shin membenarkannya, dan dia berkata dia akan pergi. Saat Shin berdiri dan hendak melangkah pergi, Chae-gyeong memanggilnya dan berkata, bagaimana bisa Shin meninggalkannya sendirian. Chae-gyeong meminta Shin untuk menunjukkan jalan. Karna sejujurnya, Chae-gyeong merasa istana adalah tempat asing untuknya. Tapi Shin sudah tinggal disini sepanjang hidupnya, jadi Shin pasti tak bisa merasakannya.
“Tapi jika kau berpikir karna aku suamimu dan aku harus bertanggung jawab padamu, aku tak mau melakukannya untukmu. Aku tak bisa melakukannya. Apa kau mengerti?” tanya Shin. Chae-gyeong sedih mendengarnya. “Aku tahu ini kesalahanku. Tapi aku tak bisa merubahnya. Inilah kepribadianku sejak aku lahir. Jadi, jangan pasang muka sedih seperti itu. Aku benar-benar meminta maaf karna tak dapat melakukannya untukmu” lanjut Shin.
Shin menghampiri Chae-gyeong dan mengulurkan tangannya. “Sebagai seorang teman, aku bisa mendengarkan apa yang kau inginkan” kata Shin. Chae-gyeong yang sudah kesal tertawa penuh arti sambil menjabat tangan Shin. Tapi kemudian Chae-gyeong menarik tangan Shin dan menggigitnya keras-keras hingga membuat Shin berteriak kesakitan. Para dayang yang ada di luar yang tadinya setengah tertidur pun jadi terbangun mendengar suara teriakan Shin.
Chae-gyeong melepaskan gigitannya dan mengata-ngatai Shin. Dia tak mau punya teman seperti Shin. Shin mencoba hendak memukul Chae-gyeong karna kesal tapi di haling-halangi oleh para dayang. Shin memaki-maki Chae-gyeong tapi Chae-gyeong menutup kedua telinganya sambil meledek Shin untuk bicara lebih keras karna dia tak mendengar apa-apa. Hehehehe…..
Para dayang membawa Shin keluar dari ruangan itu. Sementara Chae-gyeong termenung sendirian di kamar itu. Chae-gyeong kecewa dengan perlakuan Shin tadi. Dia hanya ingin lebih mengenal Shin.
Bersambung……….
Comments
Post a Comment