Download Drakor LOVE NEXT DOOR Sub indo Eps 1-16

Details Drama: Love Next Door Country: South Korea Genres: Comedy, Romance Episodes: 16 Airs: Aug 17, 2024 – Oct 6, 202 Airs On: Saturday, Sunday Original Network: tvn Duration: 1 hr. 10 min. Cast Jung Hae In Jung So Min Kim Ji Eun Yun Ji On Download disini : Episode 1   :  360p-Hardsub indo     480p-Hardsub indo     720p-Hardsub indo Episode 2   :  360p-Hardsub indo     540p-Hardsub indo     720p-Hardsub indo Episode 3   :  360p-Hardsub indo     480p-Hardsub indo     720p-Hardsub indo Episode 4   :  360p-Hardsub indo     480p-Hardsub indo     720p-Hardsub indo Episode 5   :  360p-Hardsub indo     480p-Hardsub indo     720p-Hardsub indo Episode 6   :  360p-Hardsub indo     540p-Hardsub indo     720p-Hardsub indo Episode 7   :  360p-Hardsub indo     480p-Hardsub indo     720p-Hardsub indo Episode 8   :  360p-Hardsub indo     480p-Hardsub indo     720p-Hardsub indo Episode 9   :  360p-Hardsub indo     480p-Hardsub indo     720p-Hardsub indo Episode 10 :  360p-Hardsub indo     480p-Hardsu

Rahasia Unik di Balik Kain Sarung




Ilustrasi kain sarung
Selain baju kebaya dan peci hitam, yang merupakan ikon busana asli budaya Indonesia; maka kain sarung juga adalah termasuk salah satunya. Ketiganya sering digunakan dalam berbagai acara dan berbagai tema. Sifatnya yang sangat fleksibel, membuat ketiganya tetap pantas digunakan dalam acara-acara, baik yang sifatnya resmi maupun non formal sekalipun.

Romantika Sarung

Dalam setiap suasana, di Indonesia amat umum bila Anda menemukan para kaum lelakinya mengenakan kain sarung. Bukan hanya untuk keperluan beribadah sholat saja bagi kaum muslimin, tetapi sarung ini juga digunakan dalam aktifitas sehari-hari. Contohnya, ketika akan kenduri, datang berkunjung ke tetangga, berjalan-jalan naik motor pun, sarung cukup nyaman dikenakan.
Cobalah datang ke pesantren-pesantren tradisional, maka Anda pun akan menemukan rata-rata penghuni pesantren tersebut mengenakan sarung. Baik para santriwan maupun santriwatinya. Seakan sarung telah menjadi bagian tak terpisahkan dari aktifitas masyarakat Indonesia.
Kini sarung bukan hanya dikenakan oleh para santriwan dan santriwati saja. Sebagian besar kaum muslimin juga serang mengenakan sarung jika hendak melakukan shalat di mushola ataupun masjid. Juga masyarakat umum juga sering kedapatan mengenakan sarung meski hanya untuk penghangat tubuh belaka.
Hanya saja, ikon yang terlanjur telah melekat bahwa sarung merupakan busana harian para kaum muslimin telah diterima masyarakat umum sejak lama. Juga para santri yang memakai sarung lebih sering dibanding warga umumnya. Bisa lebih dari satu hari mereka akan memakai sarung, dan ada pula yang memilih bersarung sepanjang hayatnya. Sejak kapan sebenarnya sarung menjadi pakaian khas pada kaum muslimin?

Sejarah dan Asal Usul Sarung

Kita tahu bahwa pada awal kejayaan Islam, produksi tekstil sangatlah melonjak dan menjadi komoditi industri pertama. Kain sarung adalah salah satu produk bahan tekstil yang tetap tak lekang ditelan zaman hingga hari ini. Yaman kemudian disebut-sebut yang pertama kali membudayakan sarung. Di sana, sarung dikenal dengan sebutan futah.
Sementara, dalam terminologi bahasa Arab, sarung disebut dengan nama izaardan marak berkembang di seluruh benua di dunia, termasuk Indonesia. Penggunaa sarung pun mulai meluas, bukan hanya pada persoalan ibadah semata. Pesta pernikahan dan tradisi adat lainnya kerap juga menggunakan sarung.
Di Indonesia, sarung sudah menjadi busana kehormatan dan standar kesopanan. Ini terbukti saat warga Indonesia, khususnya kaum muslimin, mengenakan sarung pada saat beribadah menghadap Tuhan. Bahkan, ada juga yang memakai sarung sebagai bentuk perlawanan pada maraknya budaya barat yang mengepung. 

Manfaat Lain

Selain sebagai pakaian resmi, sarung ternyata mempunyai fungsi-fungsi yang terdengar guyon, tetapi memang terjadi di tengah masyarakat. Fungsi-fungsi tersebut adalah sebagai berikut.
1. Pengganti selimut
Biasanya, ini dilakukan warga kampung. Jika mereka melakukan ronda atau aktivitas keluar malam lainnya, mereka akan menggunakan sarung sebagai selimut. Bahkan, terkadang dipakai juga untuk tidur. 
2. Kamar pas darurat saat hendak berganti baju
Biasanya, jika tak ada penghalang khusus di sebuah ruangan, sarung kerap kali bermanfaat sebagai pakaian darurat untuk berganti baju atau celana.
3. Topeng ala ninja khas anak
Ini yang biasa dilakukan anak-anak jika mereka melakukan permainan aksi ninja-ninjaan. Sarung dipakaikan di kepala seperti halnya mukena dan menyisakan dua mata saja. Bahkan, ini juga berlaku bagi maling-maling di kampung.

4. Alat senjata terakhir jika kepepet

Sarung pun kerap kali dijadikan senjata jika sudah dalam kondisi terdesak. Bagi yang mahir memainkannya, sarung ternyata mampu menangkis serangan atas senjata tajam musuh seperti yang dilakukan jagoan betawi si Pitung.  

5. Pengganti tas pakaian 

Ini biasanya dilakukan jika kepepet, misalnya hendak kabur atau dalam kondisichaos, misalnya kebakaran dan kebanjiran. Sarung bisa membungkus apa saja. Bahkan, televisi pun bisa masuk. Caranya, sarung digelar, lalu masukkan barang-barang Anda. Lalu, ikat ujung-ujung sarung secara bersilangan.

6. Ayunan bagi balita

Ini jelas masih berlaku di pedesaan. Sarung kerap kali dijadikan ayunan tempat tidur si buah hati. Bahkan, masih juga ditemukan puskesmas yang menggunakan kain sarung sebagai dudukan saat bayi hendak ditimbang. 

Nah, banyak bukan manfaat rahasia di balik kisah sarung yang identik dengan santri ini? Anda mungkin tahu lebih banyak lagi fungsi apa saja selain yang di atas. Intinya, selalu saja ada manfaat lain pada benda yang kadang kita tidak ketahui.

Tips Memilih dan Merawat Kain Sarung

Biasanya menjelang hari besar agama Islam, Anda akan menemukan begitu banyak sekali sarung dijual. Baik di dalam toko-toko pakaian, toko busana muslim, di mall-mall maupun di pasar tradisional.
Hari Raya serasa tidak lengkap tanpa membeli kain sarung. Karena selalin kaum lelaki yang mengenakan, sebagian kaum perempuannya juga tetap ada yang masih memakai sarung untuk pelengkap kain sholat. Sehingga sarung tetap akan menjadi pelengkap busana yang banyak diburu pada momen-momen tertentu.
Karena begitu banyak sarung yang ditawarkan, maka ada baiknya Anda perlu berhati-hati dalam memilih dan membelinya. Agar tidak merasa kecewa nantinya. Berikut adalah tips dalam memilih kain sarung yang bagus :
    • Jangan terpaku pada merek sarung. Meski terlihat bagus dengan kemasan yang apik dan nampak mewah, namun Anda tetap perlu meneliti bagian dalamnya. Kain sarung yang terbagus mutunya biasanya tidak memiliki sambungan jahitan. Artinya ketika ditenun atau diproduksi, diameter sarung sudah disesuaikan dalam satu bulatan utuh, tanpa sambungan jahitan. Harga sarung jenis ini sudah barang tentu lebih mahal.
    • Sementara kain sarung KW II meski tetap memiliki sambungan jahitan, Anda harus perhatikan bahwa sambungannya tidak terletak pada tepian kain. Pada tepian kain biasanya sering ditemukan nomer register produksi kain, dan tanggal dibuatnya. Sehingga mesti sarung tersebut cukup bagus, namun jadi rusak keindahannya bila ditemukan cetakan pabrik yang seperti demikian.
    • Perhatikan kerapatan benang. Ada sarung yang meski memiliki corak dan motif sangat menarik namun benangnya sangat longgar dan jarang. Tips untuk memilih yang baik, coba Anda terawang sarung tersebut ke arah lampu. Maka akan terlihat kerapatan benangnya. Kain yang baik, kerapatan benang cukup padat, tidak jarang dan berkumpul rapih.
      Dan selanjutnya adalah tips dalam merawat kain sarung.
      1. Meski sebagian orang senang menggunakan sarung yang baru untuk keperluan Hari Raya misalnya, ada baiknya Anda mencucinya lebih dahulu.
      2. Kain sarung memiliki berbagai mutu. Ada yang mudah luntur dan ada yang tahan luntur. Maka untuk mengantisipasinya, sarung yang akan dicuci pertama kali sebaiknya dicuci terpisah dari pakaian-pakaian Anda lainnya. Sehingga bila ternyata sarung yang Anda beli mudah luntur, maka tidak saling mengotori dengan pakaian lainnya.
      3. Untuk sarung yang terbuat dari tenunan songket atau kain batik halus, sebaiknya dijemur di tempat teduh. Dan tidak terpapar langsung dengan sinar matahari, agar tidak cepat memudarkan corak dan motif dari songket serta batik tersebut.
      4. Ketika menyetrika kain sarung, gunakan panas setrika yang sedang. Sehingga tidak meninggalkan bekas pada sarung Anda. Dan membuat sarung Anda terlipat rapih dalam lipatan yang merata karena panas setrika tadi.
      Nah! Mari, budayakan memakai kain sarung

      Comments